Rabu, 25 Agustus 2010

LPG dan Kemerdekaan

Saat ini, sebuah
per ubahan besar
sedang berlang -
sung pada ma -
sya rakat Indo ne -
sia. Dimotori oleh
kaum ibu rumah tangga yang
dengan sukarela mengalihkan
mind set dan kebiasaan mereka
dari penggunaan minyak tanah
ke LPG, yang kemudian ber -
imbas pada meningkatnya
peng hematan pengeluaran
bang sa Indonesia.
Dari hasil survei Badan Ke -
bijakan Fiskal (BKF), 2008, ter -
ungkap satu kepala keluarga
(KK) di seluruh penjuru Nu -
san tara bisa menghemat pe -
nge luaran mereka hingga Rp
23.000 tiap bulan karena meng -
gunakan LPG. Itu berarti da -
lam setahun tiap KK bisa
meng hemat sebesar Rp 400.000
atau Rp 14 triliun secara kese -
luruhan. Program konversi ke
LPG juga diperkirakan menye -
babkan penghematan subsidi
BBM (Bahan Bakar Minyak)
sebesar Rp 21 triliun per tahun
berkat jerih payah 52 juta KK
se-Indonesia yang beralih ke
LPG. Artinya, saat 8 juta kl mi -
nyak tanah terkonversi ke LPG
kelak, negara mendapat ban -
tuan lebih dari Rp 400.000 tiap
tahun dari rakyatnya. Sungguh
sebuah pencapaian yang luar
biasa di tengah maraknya korupsi
di Tanah Air.
Oleh karena itu, sudah se -
pantasnya pemerintah mele bar -
kan lingkup program kon versi
BBM ke gas untuk sektor in dus -
tri, transportasi, dan lis trik. Saat
ini, sektor rumah tang ga, indus -
tri, transportasi, dan lis trik ma -
sih bergantung pada peng guna -
an BBM hingga 60 juta kl per
tahun. Penulis yakin, an daikan
saja peme rin tah mam pu mengu -
rangi kon sum si BBM hingga se -
tengah nya pada ke empat sektor
ter sebut dengan mengalihkan -
nya ke gas, pasti nya negara
mam pu meng hemat jauh lebih
dari Rp 21 triliun per tahun. Pa -
salnya, saat berhasil mengon -
versi 8 juta kl minyak tanah ke
LPG, diper ki rakan da lam seta -
hun negara bisa meng hemat Rp
21 triliun dan rakyat bisa meng -
hemat pengeluarannya sebesar
Rp 14 triliun. Kelak ketika pa -
ra peng usaha menggu nakan gas,
tentu akan menghemat biaya
operasional mereka.

Program Dapur Sehat
Negara harus melaksanakan
program dapur sehat secara in -
tensif dan berkelanjutan. Hal
ini didasarkan oleh dua alasan.
Pertama, sejatinya pengguna -
an LPG oleh para ibu rumah
tang ga merupakan sebuah pro -
ses produksi. Hasil dari pro duk -
si mereka adalah produk yang
amat dibutuhkan negara, yaitu
penghematan uang sub sidi dan
uang rakyat. Alasan ke dua, ten -
tu saja program da pur sehat ha -
rus dijaga kelang sungannya de -
mi menjamin ke selamatan dan
keamanan para pengguna LPG
yang telah ber hasil me main kan
peran sen tral nya se bagai pah -
lawan ener gi sejati.
Adapun yang dimaksud de -
ngan dapur sehat bukanlah da -
pur mewah bermaterial mahal.
Dapur sehat adalah dapur se -
derhana yang dilengkapi de -
ngan bukaan yang memung -
kin kan terjadinya pertukaran
dan aliran udara, serta bersih.
Pasalnya, jendela dalam dapur
sangat dibutuhkan agar gas
yang keluar dari selang atau
regulator dan tabung LPG
yang bocor bisa terbawa angin
sehingga para penggunanya
terbebas dari endapan gas yang
memicu ledakan saat mereka
hen dak menyalakan kompor
gas. Hal ini dimungkinkan ka -
rena karakteristik LPG mudah
terbawa aliran udara. Di sam -
ping itu, pemerintah harus
menyosialisasikan kebiasaan
membersihkan dapur agar sisasisa
dan percikan masakan ti -
dak mengundang datangnya ti -
kus, kecoa, dan semut yang ba -
kal mencemari alat-alat masak
dan makan sehingga menim -
bul kan penyakit. Bahkan, tikus
bukan hanya membawa penya -
kit pes, melainkan juga bisa
melubangi selang kompor gas
lewat gigitannya sehingga me -
nyebabkan kebocoran LPG.
World Energy Assessment
juga mengeluarkan publikasi
bersama UNDP, Unite Nation
Department for Economic and
Social Affairs dan the World
Energy Council, yang memprediksi
besarnya bahaya yang
mengancam para ibu dan anakanak
miskin kota ibarat me rokok
dua bungkus rokok dalam
sehari. Lembaga inter nasional
itu mencatat, akibat asap killer
from kitchen satu nyawa mela -
yang setiap 20 de tik atau 1,6
juta orang tewas tiap tahunnya.
Buruknya dampak kesehat -
an yang ditimbulkan oleh da -
pur yang tidak sehat mendo rong
WHO dan UNDP meng giatkan
penggunaan LPG di kalangan
rumah tangga lan tar an sifatnya
yang lebih bersih, murah, dan
ramah lingkungan sehingga ti -
dak membahayakan kesehatan
penggunanya. Di ln donesia,
sejak beralihnya ma sya rakat ke
LPG, sebanyak 7 juta kl minyak
tanah tidak lagi dibakar dan
menghasilkan gas karbon mo -
no ksida yang ber bahaya ter se -
but. Udara pun ter bebas dari
polusi.
Sementara itu, menurut pe -
nulis, sisa dari saving akibat
pro gram konversi ke LPG,
digunakan untuk membangun
infrastruktur gas alam untuk
sektor industri, transportasi,
dan listrik dalam rangka mele -
barkan cakupan target pro -
gram konversi ke gas.
Hal ini penting dilakukan
karena In donesia kaya akan
gas bumi, tapi ironisnya hingga
kini lebih banyak dinikmati
oleh bangsa lain. Eksploitasi
gas alam oleh negara-negara
asing sudah se harusnya di -
hentikan dengan menggiatkan
penggunaan gas alam di dalam
negeri. Terlebih, pengalihan
BBM ke gas pada ketiga sektor
tersebut akan menghasilkan
penghematan yang luar biasa.
Selanjutnya, sebagai balas jasa
negara, dana tersebut harus
dikembalikan pada rakyat da -
lam bentuk pe nyediaan sekolah
dan rumah sakit bermutu ting -
gi tetapi mu rah, jalan, jem -
batan, monorail, dan berbagai
bentuk mass trans portation
lainnya yang mampu menyetop
kemacetan di Jakarta dan kota
besar lain nya. Dengan demi -
kian, diha rap kan rakyat Indo -
nesia mam pu menjangkau pen -
didikan tinggi, sehat, dan se -
jahtera.
Penulis yakin, efek domino
yang ditimbulkan dari program
konversi ke gas pada empat
sek tor tersebut sungguh me -
nga gumkan. Di antaranya, ber -
munculan berbagai terminal
LPG dan LNG, industri trans -
portasi pengangkutan LPG dan
LNG, termasuk industri manu -
faktur kapal karena sebagian
besar wilayah Indonesia terse -
bar di antara lautan luas dan
industri rumah tangga lainnya.
Tak bisa dimungkiri, begitu
dahsyat dampak ekonomi, so -
sial, dan kesehatan yang diha -
silkan oleh program konversi
ke gas sehingga sudah sepan -
tasnya program ini menjadi ke -
butuhan rakyat Indonesia agar
bisa keluar dari ceng ke ram an
kemiskinan, pengang guran,
dan kebodohan.
Yang lebih pen ting lagi, ber -
kat pro gram konversi, Indo -
nesia akan me mi liki ketahanan
dan keman dirian energi. Tentu
saja hal ini amat dibutuhkan
agar Indonesia mampu melejit
sebagai bangsa yang visioner
dan punya nasionalisme tinggi
karena mampu memanfaatkan
kekayaan alam sebesar-besar -
nya untuk kemakmuran bang -
sanya sendiri.

Wahyudin Akbar
Pemerhati Energi
(Republika 25 Agustus 2010 halaman 4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar