Sabtu, 14 Agustus 2010

Apa itu Terorisme?

Ketika Amerika
Se rikat me nye -
rang Af ghanis -
tan pada 2001,
saya meng aju -
kan pertanyaan
yang saya kirimkan ke manamana.
Jika memang alasan
Amerika Serikat menyerang
Afghanistan adalah terorisme,
ada berapa teroris yang ke -
mungkinan bisa dihitung ber -
mukim di Afghanistan?
Apakah ada 10 orang? Ada
100 orang? Apakah malah lebih
besar dari itu, 10.000 orang?
Bah kan, apakah lebih besar la -
gi? Bagaimana dengan 100.000
orang?
Pertanyaan serupa saya
ulang kembali ketika Amerika
Serikat menyerang Irak pada
pertengahan tahun 2003. Jika
me mang alasan menyerang
Irak adalah ancaman terorisme
dan senjata pemusnah massal.
Ada berapa senjata pemusnah
massal yang tersimpan di Irak?
Ada berapa teroris yang ber -
naung di negeri itu?
Apakah ada 10 orang? Ada
100 orang? Apakah malah lebih
be sar dari itu, 10.000 orang?
Bah kan, apakah lebih besar
lagi? Bagaimana dengan 100.000
orang?
Asal tahu saja, saya akan
ber bagi angka tentang orangorang
yang mati di Afghanistan
dan Irak atas nama perang te -
rorisme. Di dua negeri itu, nya -
wa yang melayang sudah men -
dekati angka 1.000.000 jiwa.
Tepatnya, awal bulan Agustus
ini, setidaknya ada 919,967
nyawa yang telah melayang.
Tampaknya, jumlah itu masih
akan bertambah besar. Apakah
me mang sebesar itu jumlah
teroris yang ada di dua negeri
itu? Apakah sebanyak itu jum -
lah orang yang “harus dibu -
nuh” karena dituduh teroris?
Angka di atas, Saudara, be -
lum termasuk yang mening gal
di Pakistan dan perbatasan
Irak. Ada penduduk sipil, ada
anak-anak, ada orang-orang
lan jut usia. Bahkan, tentara
Pakistan, Afghanistan, Taliban,
bahkan Amerika sendiri.
Pertanyaan yang sama akan
saya ajukan untuk kasus Indo -
nesia. Wabil khusus kepada
De tasemen Khusus 88 dan ke -
po lisian. Begitu juga kepada
Ba pak Presiden Susilo Bam -
bang Yudhoyono yang sering
me rasa terancam dan menjadi
penanggung jawab dari sebuah
negeri Muslim terbesar di du -
nia bernama Indonesia.
Kira-kira, berapakah jum -
lah teroris yang mampu bapakbapak
bayangkan berada di In -
donesia? Apakah ada 10 orang?
Ada 100 orang? Apakah malah
le bih besar dari itu, 10.000
orang? Bahkan, apakah lebih
besar lagi? Bagaimana dengan
100.000 orang?
Sekadar catatan. Sepanjang
ta hun 2003 sampai dengan
2009, Detasemen Khusus 88
telah melakukan 500 lebih pe -
nangkapan tersangka yang
disebut teroris. Sebanyak 40
orang tertembak mati. Bahkan,
selama Januari hingga Mei, ada
58 kasus penangkapan dan 13
di antaranya tertembak mati!
Sa ya ulangi sekali lagi—kali
ini dengan huruf besar—MATI!
Mereka yang ditembak mati
itu tanpa melalui proses peng -
adilan. Tanpa melalui persi -
dang an. Bahkan, banyak sekali
menyisakan cerita keganjilan.
Perlu berapa orang lagi yang
harus mati dengan dalih te -
rorisme yang seolah tak ada
ha bisnya ini.
Di tengah persiapan kaum
Muslim menyambut dan me -
laksanakan ibadah pada bulan
suci Ramadhan, lagi-lagi Deta -
semen Khusus 88 menyajikan
kejutan. Ustaz Abu Bakar Ba’ -
a syir, yang berusia lebih dari 60
tahun, ditangkap dengan bebe -
rapa orang lainnya. Polisi men -
jelaskan, ustaz sepuh ini terkait,
mengetahui, bahkan mengizin -
kan, dan seterusnya mendanai
ke giatan-kegiatan pelatihan
terorisme di Aceh. Ini bukan tu -
duhan ringan, Sau dara!
Terkait, mengetahui, men -
da nai, mengizinkan, dan me -
ngontrol seluruh kegiatan te -
rorisme yang ada di Aceh bebe -
rapa waktu lalu. Ini benar-be -
nar besar!
Seberapa besar tenaga sim -
patisan terorisme yang bisa
diprediksi polisi? Apakah ada 10
orang? Ada 100 orang? Apa kah
malah lebih besar dari itu,
10.000 orang? Bahkan, apakah
lebih besar lagi? Bagaimana de -
ngan 100.000 orang? Perlu pe -
nangkapan dan penembakan
mati berapa kali lagi? Sampai di
mana habisnya isu terorisme ini?
Berdasarkan Undang-Un -
dang Terorisme, Polri diizinkan
menahan dan memeriksa se -
seorang 7 x 24 jam tanpa perlu
me ngeluarkan surat penang -
kapan. Berdasarkan undangun
dang yang sama, ustaz sepuh
yang mengabdikan diri ber -
dak wah itu ditangkap dan di -
tuduh. Tuduhan-tuduhan yang
dikaitkan benar-benar besar.
Kabareskrim Komjen Ito Su -
mardi mengatakan, proses yang
telah dilakukan sudah lama,
berbulan-bulan, bahkan lebih
dari setahun. Kapolri juga me -
negaskan bahwa tidak ada pe -
sanan dari negara mana pun,
ter masuk Amerika Serikat.
Bah kan, Jenderal Bambang
Hen darso Danuri meminta ma -
syarakat untuk tidak su’udzan
pada Polri.
Polri mengatakan, pihaknya
memiliki bukti-bukti kuat
yang dapat menunjukkan ke -
ter libatan Ustaz Abu Bakar
Ba’asyir dalam pelatihan mili -
ter kelompok teroris di Pegu -
nungan Jalin, Jantho, Aceh Be -
sar. Semua itu akan diungkap -
kan di pengadilan nanti.
Kita masih ingat semua,
pengadilan atas diri Ustaz Abu
Bakar Ba’syir sebelumnya, pu -
tus an pengadilan menetapkan
bahwa beliau ditahan bukan
atas dasar terorisme, tapi lebih
karena kesalahan administrasi,
seperti pemalsuan identitas dan
keterangan. Jika kesalahan ad -
ministrasi seperti ini mampu di -
kejar dengan sangat gigih, ba -
gai mana dengan kesalahan pro -
sedur atas kasus lumpur La pin -
do yang mengorbankan ribuan
warga Sidoarjo? Bagai mana de -
ngan kesalahan prose dur opera -
sional SNI dalam ka sus tabung
gas elpiji 3 kg yang menewaskan
lebih dari 30 orang? Bagaimana
dengan ke salahan prosedur ka -
sus Gayus yang melibatkan se -
luruh pung gawa penegak hu -
kum dari ke jak saan, hakim,
hingga ke polisian?
Jika semua ternyata terbukti
sebagai kezaliman dan keti -
dak adilan, saya berdoa kepada
Allah pada bulan suci Rama -
dhan ini agar diizinkan kelak
di depan pengadilan yang tidak
satu pun orang bisa berdusta
untuk bersaksi dan menuntut
para pemimpin yang telah
mem biarkan kezaliman terjadi.
Ya, Allah, izinkan saya meng -
gu gat para pemimpin yang te -
lah membiarkan ketidakadilan
menimpa rakyat yang di pim -
pinnya. Tidak saya tentang se -
orang ustaz, tapi juga tentang
orang-orang terzalimi dan me -
reka yang mengalami segala
ketidakadilan yang dilakukan
oleh negara dan para pemim -
pinnya.

Herry Nurdi
Jurnalis Muslim
(Republika 14 Agustus 2010 halaman 4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar